Kamis, 15 Oktober 2009

PERANAN KELEMBAGAAN DALAM PENYULUHAN KEHUTANAN

Kelembagaan umumnya dalam bertugas selalu berhadapan dengan masyarakat, karena tugasnya adalah mendidik masyarakat secara non formal dengan mengajarkan keterampilan dan memberikan pengertian tentang seluruh aspek pembangunan kehutanan. Selama ini para petugas kehutanan dimanapun berada kurang mendapat tempat dihati masyarakat, karena selalu membawa misi bernada larangan.


Namun dalam pembangunan kehutanan gaya baru sekarang ini terlebih lagi setelah para Petugas Lapangan Gerhan (PLG) dilahirkan maka seorang penyuluh kehutanan yang tinggal dan hidup bersama masyarakat di pedesaan dituntut untuk selalu menyesuaikan diri dengan kondisi sosial budaya masyarakat.

Berbagai metode pendekatan yang komunikatif sangat perlu untuk dimiliki seorang penyuluh kehutanan dalam rangka membimbing masyarakat di pedesaan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh mengingat bahwa walaupun misi pembangunan yang dibawanya sangat berfaedah bagi masyarakat, bilamana penyuluh tidak menguasi tehnik berkomunikasi dengan baik maka misi ini akan sulit diterima oleh masyarakat. Tidak demikian apabila seorang petugas menguasai metode pendekatan yang komunikatif, dirinya akan dapat dengan mudah diterima ditengah masyarakat.

Upaya-upaya yang dilakukan dalam menggerakkan masyarakat misalnya melalui pendekatan yang persuasif, pertemuan diskusi, sosialisasi, bimbingan teknis, rapat pembahasan permasalahan dan sebagainya, merupakan beberapa bagian saja dari sekian banyak kemampuan yang harus dimiliki seorang penyuluh, karena masih banyak hal yang lain yang perlu dipelajari. Oleh karena itu, petugas hendaknya tidak henti-hentinya belajar dan berlatih untuk menjadi penyuluh yang tangguh dan menjadi teladan bagi masyarakat yang dibinanya.


Pada hakekatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa memiliki kecenderungan untuk saling berinteraksi dengan sesamanya dalam hubungan saling ketergantungan dan keterkaitan. Karena itu dalam sistem kehidupan masyarakat, terdapat suatu struktur sosial yang cukup rumit. Struktur sosial dapat diibaratkan suatu konstruksi bangunan daripada masyarakat sehingga memungkinkan sistem kehidupan masyarakat mampu tumbuh dan berkembang menjalankan fungsi dan kebutuhannya.

Bagi seorang petugas, individu masyarakat yang mana yang memiliki peranan sebagai tokoh pemimpin informal dilingkungannya. Hal ini penting mengingat tokoh-tokoh pimpinan seperti ini akan mampu berfungsi sebagai agen pembaharu. Peranan penting dalam tubuh masyarakat tani di pedesaan secara umum dibagi dalam 5 golongan yaitu :

1. Inovator dan Pelopor

Petani inovator adalah petani yang pertama kali menerima teknologi guna melaksanakannya secara swadaya di desanya.

Golongan ini biasanya mempunyai ciri-ciri antara lain :

§ Merupakan petani yang mampu

§ Mempunyai pikiran yang sangat terbuka

§ Sudah biasa bergaul dengan orang-orang diluar daerahnya terutama dari kota.

§ Mempunyai pola berpikir seperti orang-orang yang hidup di kota.

§ Sadar mengenai kelebihan yang ia miliki

§ Memiliki sifat kreatifitas yang tinggi

§ Selalu tanggap terhadap informasi-informasi baru.

2. Early Adaptor atau Penerap Diri

Merupakan golongan petani yang kemudian dengan cepat mengikuti jejak inovator. Biasanya berasal dari kelompok-kelompok yang cukup mampu, tapi cara berpikir dan bergaulnya masih seperti petani lain, artinya masih mau memperhatikan dan bergaul dengan individu diluar kelompoknya.

Petani-petani seperti ini dalam proses alih teknologi akan berfungsi sebagai sumber informasi bagi petani lain. Mereka juga merupakan figur atau teladan bagi petani-petani yang merasa masih belum maju. Oleh karena itu mereka dipercaya oleh kelompoknya untuk memegang peranan sebagai koordinator dari setiap kegiatan.

3. Early Majority atau Penerap Cepat

Merupakan golongan petani yang mudah menerima anjuran atau terpengaruh pada informasi-informasi baru yang telah terbukti ada manfaatnya.

4. Late Majority atau Penerap Lambat

Merupakan golongan petani yang baru mau meniru penggunaan teknologi baru, setelah banyak orang melaksanakannya.

5. Laggard atau penolak

Golongan ini biasanya tidak mau menerima informasi baru, bersifat kaku dan akan mudah sekali terpengaruh arus balik yang disebut “retreatsme” bilamana ada kegagalan.

Seorang penyuluh kehutanan hendaknya dapat mengetahui adanya kelima golongan tadi didalam struktur masyarakatnya agar dapat menentukan pemilihan petani mana yang dapat dijadikan sebagai pemimpin kelompok tani. Perlu diketahui bahwa golongan petani pelopor, penerap dini dan penerap cepat dapat dicalonkan sebagai ketua kelompok tani.

Petugas kehutanan yang telah mendapat simpati, dukungan ataupun pengakuan masyarakat secara terus menerus dan persuasif harus selalu membimbing anggota masyarakat untuk diarahkan guna mendukung program pembangunan kehutanan.

Masyarakat perlu diyakinkan akan manfaat dan kegunaan pembangunan kehutanan bagi hidupnya saat ini dan dimasa yang akan datang, misalnya hutan sebagai unsur perlindungan tata air, manfaat hutan sebagai unsur perlindungan alam lingkungan dan ekosistem, manfaat hutan tanah dan air sebagai unsur produksi.

Selain itu, masyarakat juga harus diyakinkan akan kerugian yang akan terjadi bila hutan tiada, seperti iklim yang panas, sulit air, sulit bahan bakar, bahan pangan dans sebagainya. Namun demikian petugas hendaknya dapat mengambil inisiatif dalam memberikan jalan keluar permasalahan yang dihadapi masyarakat. Yang jelas, petugas harus membimbing masyarakat untuk melaksanakan kegiatan yang bermanfaat secara ekonomis bagi masyarakat dan bermanfaat secara ekologis bagi lingkungan.

Keberhasilan penyuluh membimbing masyarakat ditahap awal akan menjadi modal utama penyuluh dalam pembangunan kehutanan secara berkesinambungan.


Vivin Silvaliandra. S

PLG BPDAS Musi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar